Kamis, 28 Juni 2012

proposal Penelitian Studi Kasus


Rounded Rectangle: No 4. Penelitian Studi KasusPROPOSAL PENELITIAN
STUDI KASUS TENTANG KEHIDUPAN SISWA BROKEN HOME  KOTA MAGELANG




Disusun Oleh :
NOVITA INDARSARI
NPM 09.0301.0005




PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang masalah
Pengertian keluarga dapat ditinjau dari dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi hubungan darah merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh hubungan darah antara satu dengan lainnya. Dan dari dimensi darah dapat dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga inti. Sedangkan dimensi hubungan sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan sosial yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya, walaupun diantara mereka tidak terdapat hubungan darah. Keluarga berdimensi hubungan sosial ini dinamakan keluarga psikologis dan keluarga pedagogies.
Pengertian secara psikologis, menurut Soelaeman, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri.( 1994: 5-10 ).
Pengertian keluarga secara umum menurut Friedman dan Suprajitno, keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang saling hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan memiliki peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Bustaman (2001 : 89) menyatakan Keluarga adalah kelompok-kelompok orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan perakwinan darah atau adonpsi yang membantuk satu sama lain dan berikatan dengan melalui peran-peran tersendiri sebagai anggota keluarga dan pertahanan kebudayaan masyarakat yang berlaku dan menciptakan kebudayaan itu sendiri.
menurut Soerjono Soekanto (1992: 1) mengatakan Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri dari suami, istri beserta anak-anaknya. Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang merupakan pondasi pertama bagi perkembangan anak untuk selanjutnya.           Sedangkan menurut Kartini Kartono (2003 : 57) , keluarga merupakan unit sosial terkecil yang meberikan pondasi primer bagi perkembangan anak. Jadi, dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang dilikat dengan tali perkawinan yang terdiri atas ayah, ibu dan anak
Didalam suatu keluarga tidak jarang terjadi suatu perselisihan dan keributan antara satu sama lain anggota keluarga. Hal itu dirasa cukup wajar terjadi dalam suatu keluarga. Perbedaan pendapat, perselisihan sering pula terjadi dalam keluarga, karena dalam sebuah keluarga terdapat beberapa kepala dengan pemikiran yang berbeda-beda. Kaharmonisan dalam keluargapun sering terkoyak karena adanya sikap emosional antara sesama anggota keluarga. Keharmonisan dalam keluarga akan tetap terjalin apabila sesame anggota keluarga saling memahami, menghormati antara satu sama lain, namun jika dalam keluarga tidak ada saling menghargai dan menghormati, akan berakibat perpecahan dalam keluarga tersebut.
Di Indonesia tidak sedikit keluarga yang mengalami perpecahan. Perpecahan dalam keluarga dapat terjadi baik antara sesama orang tua, orang tua dengan anak, anak dengan anak. Perpecahan orang tua itu dapat berakibat pada perpisahan atau perceraian orang tua. Dan dalam kenyataannya perceraian orang tua selalu berakibat pada anak-anaknya. Anak- anak selalu menjadi korban atas perceraian orang tuanya. Akibat dari perceraian orang tua itu ada anak yang bisa tetap bangkit dan merasa tidak dijadikan beban hidup atas perceraian orang tuanya, namun tidak sedikit pula yang terpuruk atas perceraian orang tuanya. Anak yang terpuruk akibat perceraian orang tua sering menjadi anak yang broken home. Selain itu, secara prestasi, anak dapat menunjukkan prestasi yang membanggakan dan tidak terpengaruh dengan persoalan yang terjadi di tengah keluarganya. Sedangkan, akibat negative dari perceraian orang tua tersebut anak bisa terjun ke hal-hal negative seperti seks bebas, narkoba, minum-minuman keras dan lain sebagainya. dan secara prestasi belajar, anak tidak dapat menunjukkan prestasi belajar yang membanggakan.

B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana siswa yang mengalami broken home dalam menjalani kehidupannya sehari-hari?
2.      Bagaimana akibatnya jika anak menjadi korban dari perceraian orang tua ( broken home ) ?

C.     Tujuan
Tujuan dari diadakannya penelitian ini antara lain :
1.      Untuk mengetahui bagaimana kehidupan siswa yang mengalami broken home.
2.      Untuk mengetahui harapan dan keinginan dari seorang anak broken home.
3.      Untuk menjelaskan kemungkinan hal-hal yang dilakukan agar siswa tidak terpuruk dengan adanya permasalahan dikeluarganya.

D.    Manfaat
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
1.      Bagi penulis
Bagi penulis, penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan pelajaran. Banyak bertukar pendapat dan pemikiran serta dapat memahami bahwa kehidupan anak broken home terkadang tidak semuanya berakhir kenegatifan.
2.      Bagi masyarakat, penelitian ini bermanfaat terutama bagi keluarga untuk memperoleh gambaran tentang kehidupan positif maupun negative dari anak broken home.
3.      Bagi anak korban broken home, dapt memahami bentuk-bentuk dan dampak positif ataupun negative dalam pecahnya keluarga sehingga mampu mengambil hal positifnya saja.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Kajian pustaka
Kajian pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian ini antara lain :
a.       Keluarga broken home
1.      Pengertian keluarga broken home
Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang orang tua sehingga membuat mental seseorang anak menjadi frustasi, brutal, dan susah diatur. Selain itu, istilah broken home juga digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat seringnya terjadi konflik yang menyebabkan perpisahan ( perceraian ).
Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi. Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka Cuma ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka.
2.      Penyebab munculnya keluarga broken home
Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan kedua orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah laki – laki bekerja dan ibu menjadi wanita karier. Hal inilah yang menjadi dasar seorang tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktifitas sehari hari dan malah sebaliknya akan merugikan anak itu sendiri, dikala pulang sekolah dirumah tidak ada orang yang bisa diajak berbagi dan berdiskusi, membuat anak mencari pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan teman – temannya yang secara tidak langsung memberikan efek / pengaruh bagi perkembangan mental anak.
Penyebab lain munculnya broken home antara lain :
a.       Terjadinya perceraian,
b.      Ketidak dewasaan sikap orang tua yang berkelahi di depan anak-anak,
c.       Tidak bertanggung jawabnya orang tua sehingga tidak memikirkan dampak dalam kehidupan anak-anak mereka,
d.       Jauh dari tuhan, sehingga masalah-masalah tidak diserahkan kepada tuhan,
 kehilangan kehangatan dalam keluarga antara orang tua dan anak .
3.      Dampak bagi korban broken home
Beberapa dampak yang muncul dari seseorang yang mengalami broken home antara lain :
a)      Academic Problem, seseorang yang mengalami Broken Home akan menjadi orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat serta tidak berprestasi
b)      Behavioural Problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum-minuman keras, judi dan lari ketempat pelacuran.
c)      Sexual problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu
d)     Spiritual problem, mereka kehilangan Father’s figure sehingga tuhan, pendeta atau orang-orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan
Sedangkan dari segi kejiwaan ( psikologis ), seseorang yang mengalami broken home akan berakibat seperti :
a)      Broken Heart
Seseorang akan merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia sia dan mengecewakan. Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual. Misalnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan orang, tertarik dengan istri atau suami orang lain dan lain-lain
b)      Broken Relation
Seseorang merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung “semau gue”.
c)      Broken Values
Seseorang kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar. Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak menyenangkan”, pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak menyenangkan tidak saya lakukan.
b.      Perhatian
1.      Perhatian orang tua
Perhatian orang tua adalah konsentrasi dari orang tua dalam keluarga terhadap kehidupan anak ( pendidikan, kasih sayang ) dengan penuh tanggung jawab. Menurut Sumardi Suryabrata dalam bukunya pendidikan ( 1984, hal 14 ) merumuskan bahwa perhatian adalah :
a.       Pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu obyek.
b.      Banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.
      Menurut Achmadi dalam bukunya Ilmu pendidikan Islam I ( 1987, hal 116 ) orang tua sebagai central of figure dalam pendidikan, maka setiap orang tua harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.      Memelihara dan membesarkan anak didik dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab secara vertikal maupun horizontal.
2.      Melindungi serta menjamin kesejahteraan mereka ( anak ) baik secara fisik maupun psikis yang tidak antagonis dengan tujuan hidupnya
3.      Mengajar serta mendidik dalam arti yang seluas-luasnya, penuh ketauladanan positif.
4.      Mempu menciptakan suasana harmonis dengan komunikasi positif tanpa menimbulkan kontradiktif yang membawa kearah keretakan rumah tangga. Namun menciptakan kearah keluarga sejahtera penuh alam demokratis
5.      Membahagiakan mereka baik didunia maupun akhirat kelak dengan bekal ilmu dan taqwa.
c.       Kehidupan siswa broken home
Seseorang yang mengalami broken home, dalam kehidupannya dapat dibedakan menjadi dua. secara positif, seseorang yang hidup ditengan keluarga broken home tidak mudah terpengaruh dengan keadaan, dalam kehidupannya anak tersebut dapat menunjukkan prestasi yang baik disekolahnya. Tetapi bagi anak yang terpuruk dalam kehidupan briken home anak akan menjadi frustasi, brutal dan tidak menujukkan mampu menujukkan prestasi belajar yang baik. Siswa yang mengalami broken home terkadang mengalami pula kesulitan dalam penyesuaian diri. Anak cenderung mencari pelampiasan diluar rumah seperti bergaul dengan teman – teman nya yang secara tidak langsung memberikan efek / pengaruh bagi perkembangan mental anak.
Maka dari itu mereka berusaha untuk mendapatkan perhatian dari orang lain. Tetapi sayang, sebagian dari mereka melakukan cara yang salah misalnya dengan mencari perhatian guru dengan bertindak brutal di dalam kelas, bertindak aneh agar mendapat perhatian orang lain, dll.
Kalau sudah brutal otomatis bisa salah pergaulan. Lalu mereka mulai melirik yang namanya rokok. Awalnya hanya sekali hisap, lama-lama jadi berkali-kali. Kemudian setelah merokok, mereka mulai mencoba yang namanya narkoba, miras dll. namun, sudah semakin kacau aja nih. Kalau sudah seperti itu, siapa yang patut disalahkan ? Orang tua tidak dapat disalahkan sepenuhnya tapi anak juga tidak dapat disalahkan 100%. Kesalahan orang tua adalah mereka terlalu sibuk dengan masalah mereka hingga mereka lupa bahwa mereka memiliki anak yang wajib diperhatikan. Lalu kadang mereka juga menganggap bahwa anak tidak perlu tahu masalah mereka. Padahal setidaknya mereka harus menjelaskan tentang masalah mereka ke anak agar tidak terjadi kesalahpahaman. Lalu untuk si Anak, mari kita berpikir yang logis dan tidak nyleneh.
Sikap positif bagi siswa yang menjadi korban broken home antara lain :
a)      Tariklah pelajaran positif dari masalah tersebut
b)       Dekatkan pada tuhan
c)      Jangan menghakimi semua orang karena keadaan tersebut
d)     tetap menjaga diri dan memegang Teguh kebenaran
e)       Broken Home bukanlah akhir dunia
Sedangkan sikap negatif siswa yang menjadi korban broken home antara lain :
a)      Denial
siswa sepertinya tidak menunjukan reaksi apa apa bahkan cenderung menyangkal : ah memang mereka begitu, tapi ah, kenapa memang?” mereka tidak tertarik untuk membicarakannya . padahal justru di saat saat seperti ini ia butuh bimbingan dan kekuatan dari
b)       Shame
dibalik penyangkalannya merasa begitu malu, akan keberadaan hidupnya. Ditunjukan dengan khayalan khayalan”seandainya saya memiliki orang tua yang bahagia”.
c)       Guilt
Si pemuda merasa kecil hati karena jangan-jangan keberadaannya juga salah satu penyebab keributan atau perceraian mereka; atau merasa “koq saya tidak dapat berbuat apa-apa sih”.
d)      Anger
Sebagian anak lain akan merasa begitu kesal sebab menurut mereka banyak keributan orang tua yang tidak rasional. ”masa Cuma itu aja diributin tidak dewasa benar sih”.
e)       Iini Secure
merasa kemana ia harus lari, keluarga sudah menjadi tempat yang menakutkan, tidak aman dan damai

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    Pengertian metode penelitian
Menurut Sutrisno Hadi ( 1994 : 4 ), dalam bukunya Metodologi research, mendefinisikan metodologi research atau metodologi penelitian adalah “ sebagai suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan metode-metode ilmiah. Maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu research dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-tingginya.
Suharsini ( 1998 : 22 ) menyatakan bahwa Metode penelitian  adalah suatu dasar dalam penelitian yang sangat penting, karena berhasilatau tidaknya serta kualitas tinggi rendahnya hasil penelitian sangan ditentukan oleh ketepatan peneliti dalam menentukan metode penelitiannya.
Dengan metode penelitian ini dapat memudahkan peneliti dalam memilih variabel penelitian dan istrumen yang akan digunakan untuk mengumpulkan data secara mantap, menentukan rencana populasi dan teknik sampling yang dikehendaki serta desain penelitiannya.
B.     Pendekatan penelitian
Muhammad Ali ( 1985 : 81 ) mengatakan bahwa Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian dimulai dari perumusan masalah sampai dengan penarikan kesimpulan
F. X Sudarsono (1988 : 34) membedakan pendekatan penelitian menjadi 2 jenis yaitu :
1.      Pendekatan kuantitatif, yang artinya semua informasi atau data diwujudkan dalam bentuk kuantitatif atau angka, analisanya berdasarkan angka tersebut dengan statistik.
2.      Pendekatan kualitatif, artinya informasi atau data yang dikumpulkan tidak berwujud angka, analisanya dengan prinsip logika.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif. Menurut Bodgan dan Taylor ( Moleong 2000 : 3 ), metodologi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang tertentu dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan penelitian kualitatif lebih diarahkan kepada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh dan menyeluruh). Penelitian yang dilakukan ini tidak mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan.
Dalam penelitian ini peneliti berusaha memahami serta memaknai pandangan serta kejadian pada subjek penelitian dalam rangka menggali tentang faktor penyebab, bentuk-bentuk, dampak, dan strategi menghadapi perpecahan keluarga ( broken home ) yang dialami pada subjek (siswa).
C.     Variable penelitian
Menurut Bohar Soeharto ( 1989 : 4 ), mengemukkan bahwa variabel  adalah operasionalisasindarin suatu konsep / teori.Sauharsini Arikunto ( 1993 : 99 ), memberikan batasan pengertian bahwa “ variable adalah obyek penelitian “. Dan dari pengertian tersebut, variable penelitian dapat dibedakan menjadi :
1.      Variable yang memberikan pengaruh atau disebut variable bebas atau independent
2.      Variable yang dipengaruhi atau variable terikat atau dependent
D.    Setting
Penelitian diadakan di SMA  Kota Magelang. sekolah ini dipilih sebagai setting dari penelitian ini dikarenakan sekolah tersebut terkenal sebagai sekolah elite dengan biaya yang besar. Selain itu, siswa yang bersekolah ditempat tersebut banyak dari kalangan menengah atas yang kurang mendapat perhatian dari orang tua karena orang tua sibuk dengan karier masing-masing. Hal ini diharapkan dapat mempermudah peneliti memperoleh informasi yang dibutuhkan. Untuk memeproleh informasi dan data yang dibutuhkan, peneliti melakukan terjun langsung ke beberapa tempat tinggal siswa.
E.     Subyek penelitian
Dalam hal ini akan dibicarakan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yaitu meliputi penentuan subyek, metode pengumpulan data dan analisis data. Yang dimaksud dengan penentuan subyek penelitian adalah metode yang digunakan dalam menentukan subyek penelitian yaitu dengan cara memilih subyek untuk diteliti. Untuk menentukan subyek penelitian dapat ditempuh dengan cara :
a.       Populasi
Populasi adalah obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. ( sugiono, 1992 : 52 )
Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah siswa  SMA  Kota Magelang.
b.      Sample
Sampel menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya metodologi Research menulis sampel adalah cuplikan dari populasi  yang sama  mencerminkan sifat-sifat dari populasi atau yang menjadi obyek dari penelitian ( sutrisno hadi, 1982 : 70 )
Sampel yang dimaksud dalam hal ini adalah siswa kelas X
c.       Sampling
Pengertian sampling menurut Sutrisno hadi dalam buku Metodologi  Research menulis sampling adalah cara atau tekhnik yang digunakan untuk mengambil sampel.   
Dan tekhnik yang digunakan untuk mengambil sampel adalah non random. maksudnya pengambilan sampel dengan berdasarkan pada beberapa kriteria  tertentu. Dan kriteria tersebut antara lain :
a.       Merupakan siswa ( pria dan wanita ) yang kehidupannya mengalami broken home
b.      Warga asli dan tinggal di kota Magelang
c.       Memiliki tingkat pendidikan yang memadai dan berstatus pelajar SMA.
d.      Siswa yang masih merupakan remaja ( 15-18 tahun )                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 
F.      Metode dan pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian (Gulo, 2002 : 110). Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan metode :
1.      Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan tatap muka dengan menggunakan alat yang disebut panduan wawancara (Moh. Nasir, 1988 : 234). Wawancara  dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara bebas terpimpin yang memuat permasalahan pokok dalam penelitian. Menurut Sutrisno Hadi (1994 : 70) pedoman wawancara yang bebas terpimpin telah dipersiapkan sebelumnya tetapi tidak mengikat jalannya wawancara.
2.      Observasi ( pengamatan )
Observasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mendatangi obyekdan  lokasi penelitan untuk menghimpun dan mengumpulkan data yang digunakan untuk mendukung penelitian.
Pengamatan merupakan teknik utama dalam penelitian ini. Dalam melaksanakan pengamatan ini sebelumnya peneliti akan mengadakan pendekatan dengan subjek penelitian sehingga terjadi keakraban antara peneliti dengan subjek penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis observasi non partisipan dimana peneliti tidak ikut serta terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan (subjek), tetapi observasi dilakukan pada saat wawancara.
G.    Analisa data
Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum di pakai dalam uji validitas penelitian kualitatif. Metode triangulasi di dasarkan pada filsafat fenomenologi. Fenomenologi merupakan aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran bukan terletak pada peneliti, melainkan realitas objek itu sendiri. untuk memperoleh kebenaran, secara epistimologi harus dilakukan penggunaan multiperspektif.
Triangulasi adalah proses untuk mendapatkan data valid melalui penggunaan variasi instrumen. Ide tentang triangulasi bersumber dari ide tentang “ multiple operasional” yang mengesankan bahwa kesahihan temuan-temuan dan tingkat konfidensinya akan dipertinggi oleh pemakaian lebih dari satu pendekatan untuk pengumpulan data (misalnya, Webb dkk., 1966). Pendapat ini semula dirumuskan dalam konteks penelitian kuantitatif yang mana lebih dari satu pendekatan operasionalisasi konsep direkomendasikan mengingat fakta-fakta bahwa semua perhitungan cenderung keliru.
Metode triangulsi ini merupakan cara pengkombinasian antara penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan cara mengecek antara satu tipe hasil peelitian (kuantitatif misalnya) dapat dicek dengan hasil penelitian yang diperoleh dari tipe penelitian yang lain (kualitatif). Triangulasi ini umumnya dimaksudkan untuk meningkatkan validitas hasil penelitian.

H.    Jadwal penelitian
Jadwal penilitan merupakan waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian seperti yang telah direncanakan. Dan sesuai dari judul, penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni 2012. Untuk tanggal dan waktu akan menyesuaikan dengan kondisi subyek dari penelitiannya.









BAB IV
KESIMPULAN

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan dari apa yang telah direncanakan dalam penulisan proposal mengenai penelitian studi kasus yang berjudul “Studi Kasus Tentang Kehidupan Siswa broken home di kota Magelang, permasalahan yang akan dilakukan penelitian adalah permasalahan mengenai siswa broken home.
Broken home adalah kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang orang tua sehingga membuat mental seseorang anak menjadi frustasi, brutal, dan susah diatur. Selain itu, istilah broken home juga digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat seringnya terjadi konflik yang menyebabkan perpisahan ( perceraian ).
Pada umumnya penyebab utama broken home ini adalah kesibukkan kedua orang tua dalam mencari nafkah keluarga seperti hal ayah laki – laki bekerja dan ibu menjadi wanita karier
Untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut maka menggunakan metode penelitian, dalam metode penelitian, pendekatan yang dianggap sesuai untuk kasus tersebut adalah pendekatan dengan penelitian kualitatif. Selain itu, variabel yang sesuai dengan judul proposal ini adalah variabel bebas yaitu kehidupan siswa broken home.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kota Magelang dengan sampel adalah siswa kelas X. untuk pemilihan sampling dilakukan dengan tekhnik non random dengan berdasarkan pada kriteria yang telah ditentukan. Perencanaan penelitian akan mulai dilaksanakan pada bulan Juni 2012 dengan menggunakan instrument berupa wawancara dan observasi untuk membantu dalam pengumpulan data dan informasi mengenai subyek penelitian. Untuk proses analisis data akan digunakan triangulasi data yang bertujuan untuk mendapatkan data yang valid dari apa yang diperoleh melalui beberapa instrument pengumpulan data.
Dari proposal yang telah disusun, diharapkan dapat mempermudah dalam melaksanakan penelitian studi kasus dan dapat memperoleh berbagai informasi dan data yang diperlukan dalam penelitian.


























DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, 1987. Ilmu Pendidikan islam. Salatiga : IAIN walisongo
Arikunto Suharsini. 1989. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Bandung : Bumi aksara
Sugiyono. 1992. Metode Penelitian administrasi. Bandung: CV Alfabet
Sumadi Suryabrata. 1984. Psikologi pendidikan. Jakarta: CV Rajawali
Sutrisno hadi. 1996. Metodologi research II. Yogyakarta: yasbit Fakultas Psikologi UGM
Sutrisno hadi. 1982. Metode research. Yogyakarta:yayasan penerbit Fakultas Psikologi UGM

6 komentar:

  1. permisi mbak, maaf mau nanya nih, ni proposal dulu buat penelitian skripsi atau tugas dr dosen aja ?,
    kalo boleh saya copas buat mendalami penelitian studi kasus, makasih

    BalasHapus
  2. kak, maaf ijin copy bahan tulisannya

    BalasHapus
  3. Best head titanium tennis racket with no weights - TITanium
    Tithole Tipe Tackle, T.S. titanium plate flat irons (Titanium) The T-Sport is a tennis racket manufactured by T-Sport. ford edge titanium for sale In titanium belly ring this medical grade titanium earrings case titanium dive knife the T-Sport is

    BalasHapus